Rabu, 30 Mei 2012

Hatipun berpetuah




Kepada siapa aku berlindung?
Kepada siapa aku bergantung?
Kepada siapa aku merenung?
Kepada Yang Maha Agung

Tatkala telah turun satu firman
Hanyalah satu tempat perlindungan
Sang pemilik seluruh kekuatan
Pemelihara semua insan

Satu-satunya Raja
Yang disembah oleh manusia
Bahkan seluruh alam semesta
Tunduk pada perintah-Nya

Maka berlindunglah pada Ilahi
Dari bisikan setan yang sembunyi
Yang tak terlihat oleh mata ini
Akan hancur jiwa raga dan mata hati

Telah masuk ke dalam dada insan
Kejahatan demi kejatahan
Bisikan demi bisikan
Yang berasal dari setan

Ya Ilahi Robbi!
Lindungilah kami
Atas gangguan yang menimpa kami
Yang telah ganggu hidup ini

Wahai Zat yang kami sembah!
Telah turun sebuah perintah
Pada Baginda Rasulullah
Untuk berlindung kepada-Mu, Dzat Yang Maha Pemurah

Wahai Dzat Yang Maha Sempurna!
Lindungilah kami semua
Atas perbuatan jin dan manusia
Yang hendak mencelakakan kita

Ketika manusia bertanya
Kepada siapa mereka harus meminta
Kepada siapa mereka harus berlindung atas kejahatan yang ada
Kepada Pemilik Alam Raya jawabannya

Tiada daya dan upaya
Kecuali dari Dzat Yang Maha Kuasa

Rabu, 28 Maret 2012


Pena sahabatku, pena alat juangku
Menulislah agar kamu ada, beberapa seseorang akan sangat berarti tatkala ia telah mampu mereflekskan kreatifitasnya kedalam bentuk tulisan dan karya itu sendiri yang nanti akan menjadi seseorang itu berada pada posisi yang dapat memberikan kebaikan padanya. Selagi kehidupan ini masih bersahabat dengan kita. Mari mencoba mulai saat ini untuk berkreatifitas, berkarya dan menulis.  

ASA SEINDAH PELANGI

Salalu ada cinta untukku dariMu…
Hanya saja kadang aku lupa…
Kesempurnaan ini menjadi bius kelu…
Ku caci dalam ketidak mampuanku…
Sungguh aku kufur dalam lautan nikmatMu…
Satu episode telah berlalu…
Rintih ini menjadi nyanyian tasbih…
Seribu luka tak menggoyahkan rinduku…
Derap-derap kaki terus melangkah…
Bersama asa seindah pelangi
Selalu terucap selamat pagi
Pada burung yang selalu berkicau dan terlelap
Dalam buaian bulan…
Pada manusia-manusia malam…
Agar hati sesemangat mentari pagi…
Sudah cukupkah bekalku untuk berjumpa denganMu…
Ah… Sungguh aku rindu…  

Ketika Akhlak Dipertanyakan



            Sadarkah kalian kalau akhlak remaja islam saat ini dipertanyakan? Seperti yang banyak kita lihat saat ini, arus globalisasi semakin banyak membuat remaja mengikuti hal-hal yang di luar syariat. Tata penampilan, tutur kata dan tingkah laku para remaja mulai menyimpang dari perilaku islami.
            Penampilan yang condong mengikuti budaya Barat. Mala kadang dengan niatan yang jelas tidak dibenarkan, yaitu riya’. Tutur kata dalam berbicara yang tidak sopan atau kata-kata  kotor sudah menjadi hal yang biasa kita dengar sehari-hari. Bahkan saat bercengkrama dengan guru atau orang yang lebih tua dari kita, sopan santun sudah jarang diterapkan.
            Selain itu, tingkah laku yang seenaknya dan melenceng jauh dari syar’I sudah sangat banyak kita hadapi saat ini. Drugs dan freesex salah keduanya sangat sobat ketahui bukan? Pabila  hal tersebut akan merugikan diri sendiri dan orang lain, serta merusak masa depan. Hal tersebut juga merupakan pertimbangan sangat kuat yang menjadi dasar kepribadian remaja islam. Adakah sobat sadar akan hal itu?
Mengapa remaja islam kita sangat rapuh untuk terpengaruh dengan hal-hal yang seharusnya tidak patut menjadi tuntunan?.

Artikel


7 ciri sok tahu
            “Sok tahu pada dasarnya adalah merasa sudah cukup berpengetahuan” padahal sebenernya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita “sok tahu?”. Mari kita mengambil hikmah dari al-qur’an. Disebutkan beberapa ciri “sok tahu” yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-alaq.
1.      Enggan Membaca
Ketika Rrosul disuruh malaikat Jibril, “Bacalah!”, Rosulullah menjawab, “Aku tidak bisa membaca”. Lalu malaikat Jibril membacakan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang sok tahu pesimis akan kemampuannya. Sebelum iberusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, “ngapain baca-baca teori, mahamin aja sulitnya minta ampun, yang penting prakteknyakan?”. Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan keadaan kita apa saja yang belum kita ketahui.
Di sisi lain, ada pula orang islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya “Ngapain baca-baca qur’an lagi?? Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain”. Padahal, al-Qur’an adalah sumber dari segala ilmu, sumber ‘cahaya’ yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Semisal, “Ngapain belajar agama lagi, toh di bangku SD sudah diajarkan. Tanpa ia sadari ilmu agama adalah ilmu kehidupan dunia sampai akhirat.
2.      Enggan Menulis
Orang yang sok tahu lebih mengandalkan kemampuannya dalam mengingat-ingat dan menghafal ilmu yang telah diperolehnya. Ia enggan mencatat. “Ngrepotin” katanya. Seolah-olah otaknya adalah almari baja yang isinya tak akan hilang. Padahal, sifat lupa merupakan bagian dari ciri manusia.
Di sisi lain, ada pula orang yang kurang mampu menghafal dan mengingat-ingat pengetahuan yang ia peroleh. Ia merasa bodoh untuk menulis, “susah” yang ia katakan. Jangan-jangan dia bilang seperti itu karena kemalasanya yang di jadikan alasan.
3.      Membanggakan Keluasan Pengetahuan
Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca, berceramah dan sebagainya. Tanpa ia sadari bahwa pengetahuan yang ia dapatkan itu semua berasal dari Allah SWT. Tapi ia malah mengira prestasi yang ia peroleh berkat keja kerasnya saja. Padahal, terwujudnya pengetahuan itupun semuanya atas kehendak-Nya.


4.      Merendahkan Orang Lain Yang Tidak Sepaham
Orang yang sok tahu cenderung menganggap kesalahan kecil sebagai dosa besar dan menjadikan dosa itu sebagai kesesatan juga kekafiran, dan dengan gampang ia menuduh itu bid’ah. Bahkan, sampai-sampai ia melarang orang-orang lain melaukan amal yang caranya lain, walau mereka mampunyai dalil tersendiri. Ia menggangap dirinya sebagai “yang maha tahu”, tarlalu yakin bahwa pendapatnya sebagai satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan lain dikatakan salah. Padahal, Allah SWT berfirman; “Janganlah kamu menganggap diri kamu suci, Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan”. (an-Najm-53)
5.      Menutup Teling dan Membuang Muka Bila Mendengar Pendapat Lain
Orang yang sok tahu tidak pernah membari peluang untuk berdiskusi dengan orang lain. Kalau toh ia memasuki forum diskusi di suatu situs, misalnya, ia melakukannya bukan untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda dengan pandangannya yang selama ini ia anut, melainkan untuk mengumandangkan pendapatnya sendiri. Ia hanya melihat selayang pandang gagasan orang lain, lalu menyerang mereka bila berlainan dengannya. Ia tidak mau tahu begaimana mereka berhujjah (berargumentasi).
6.      Suka Menyatakan Pendapat Tanpa Dasar Yang Kuat
Orang yang sok tahu gemar menyampaikan pendapatnya dengan mengatas namakan islam tanpa memeriksa kuat lemahnya dasar-dasar tersebut. Ia lebih suka mengatakan “Menurut islam begini… islam sudah jelas melarang begitu…” dan sebagainya. Padahal yang ia ucapkan melainkan “Menurut saya begini… saya melarang keras engkau begitu”… ia hanya mengemukakan opini pribadinya belaka tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli ataupun alqi.
7.      Gemar Berdebat Kusir
Jika pendapatnya di kritik orang lain, orang yang sok tahu itu berusaha keras mempertahankan pandangannya dan balas menyerang balik kritikanya. Ia enggan mencari celah-celah mencari kelemahan di dalam pendapatnya sendiri ataupun sisi kelebihan lawan diskusinya. Sebaliknya, ia tekun mencari-cari kekurangan lawan pendapatnya. Dengan kata lain, setiap berdiskusi ia bertujuan memenangkan perdebatan bukan mencari kebenaran. 

Nurul Furqon, Harap dan damba

Nurul Furqon,..
Masihkah becak-becak berderet
Seiring desiran angin yang bertiup
Menyambut langkah gamang para santri 
Menuju gerbangmu
Nurul Furqon,..
Ku coba melangkahkan kaki 
Walau langkah terus terasa berat
Namun, ku coba tuk gapai tujuan
Menggapai cita-cita meski abstrak
Pesantren tempat yang aku tuju
Disinilah ku labuhkan semua harapan 
Hanya, tuk menjadi hafizh qur'an
Nurul Furqon,..
Para santrinya senantiasa melaksanakan sholat berjama'ah
Tuk memburu derajat dan ganjaran 27 rakaat
Setia bersahayalul layalil
Serta menghafal kalam suci diberbagai tepi
Wahai aba Husaini,..
Kau datang bawa lentera penerang
Saat ku dalam kebimbangan
kau datang tunjukkan jalan
Tuk dapatkan mutiara ilmu nan gemilang
Darimu ku selami
lautan hikamah yang tiada bertepi
bersamamu lembaran-lembaran mushaf 
Menjadi teman sehari-hari
Wahai aba Husaini,..
Walaupun hujan menghiasi langit
Angin berhembus membuat debu 
Mengotori baju putihmu
Namun, engkau tetap teguh berjuang membimbingku
Duhai umy Wardah,..
Kasih sayangmu yang begitu lembut 
Membimbingku menjadi wanita sholihah
Oh Nurul furqon,..
Teruslah berdiri menentang derasnya perubahan zaman
Teruslah kibarkan panji 
Demi kejayaan islam dimuka bumi
Jangan pernah menyerah
Meski seribu badai merintangi 
Jangan pernah berhenti
Biarpun tajam lidah para pencaci
Yaa Alloh, ya Robby,..
Curahkanlah kasih sayang-Mu pada guru serta orang tuaku
lindungilah mereka dibawah arsy kebesaranMu
didunia serta diakhirat,.
Aamiin, yaa Robbal 'alamiin,.

Tugas


Kamis Yang Tak Lekang Oleh Waktu.
Meski hembusan angin yang menerpa, dinginnya malam yang merasuk sampai buhul-buhul , semangat santri tak pernah terkalahkan olehnya. Pagi ini, para santri memulai beraktifitas seperti biasanya, kala itu jam dinding masih menujukkan pukul 03.15, ku dengar gemericik air mengalir dari kamar mandi yang tak jauh dari pelataran kamar santri. Suara merdu ayat-ayat yang dilafalkan begitu enak didengar, tak kalah dengan suara piring sendok di dapur  yang bergentingan karena tangan-tangan santri yang melangsungkan sahur tuk melaksanakan sunnah Rosul. Tak lama, suara adzan mulai berasahutan. Para santripun bergegas shalat berjama’ah di aula.
Ayat-ayat kalamullah selalu membasahi bibir para santri, tepat pukul 05.10 antrian setoran mulai memanjang bertepatan dengan hadirnya penashih yang biasa di panggil “Aba” yaitu pengasuh Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Nurul Furqon. Kegiatan itupun berlangsung sampai jam 06.15. Usai kegiatan pagi, satu persatu dari santri mulai meninggalkan aula tuk melanjutkan aktifitasnya masing-masing.
Ku hirup udara segar pagi sembari kulangkahkan kaki menuju angkot yang selalu setia mengantarkanku sampai gedung yang menjulang tinggi. Di UIN Maliki Malang inilah ku labuhkan semua harapan.

Rabu, 30 Mei 2012

Hatipun berpetuah

Diposting oleh ufadhilfadhilah di 05.28 0 komentar



Kepada siapa aku berlindung?
Kepada siapa aku bergantung?
Kepada siapa aku merenung?
Kepada Yang Maha Agung

Tatkala telah turun satu firman
Hanyalah satu tempat perlindungan
Sang pemilik seluruh kekuatan
Pemelihara semua insan

Satu-satunya Raja
Yang disembah oleh manusia
Bahkan seluruh alam semesta
Tunduk pada perintah-Nya

Maka berlindunglah pada Ilahi
Dari bisikan setan yang sembunyi
Yang tak terlihat oleh mata ini
Akan hancur jiwa raga dan mata hati

Telah masuk ke dalam dada insan
Kejahatan demi kejatahan
Bisikan demi bisikan
Yang berasal dari setan

Ya Ilahi Robbi!
Lindungilah kami
Atas gangguan yang menimpa kami
Yang telah ganggu hidup ini

Wahai Zat yang kami sembah!
Telah turun sebuah perintah
Pada Baginda Rasulullah
Untuk berlindung kepada-Mu, Dzat Yang Maha Pemurah

Wahai Dzat Yang Maha Sempurna!
Lindungilah kami semua
Atas perbuatan jin dan manusia
Yang hendak mencelakakan kita

Ketika manusia bertanya
Kepada siapa mereka harus meminta
Kepada siapa mereka harus berlindung atas kejahatan yang ada
Kepada Pemilik Alam Raya jawabannya

Tiada daya dan upaya
Kecuali dari Dzat Yang Maha Kuasa

Rabu, 28 Maret 2012

Diposting oleh ufadhilfadhilah di 18.07 0 komentar

Pena sahabatku, pena alat juangku
Menulislah agar kamu ada, beberapa seseorang akan sangat berarti tatkala ia telah mampu mereflekskan kreatifitasnya kedalam bentuk tulisan dan karya itu sendiri yang nanti akan menjadi seseorang itu berada pada posisi yang dapat memberikan kebaikan padanya. Selagi kehidupan ini masih bersahabat dengan kita. Mari mencoba mulai saat ini untuk berkreatifitas, berkarya dan menulis.  
Diposting oleh ufadhilfadhilah di 18.05 0 komentar

ASA SEINDAH PELANGI

Salalu ada cinta untukku dariMu…
Hanya saja kadang aku lupa…
Kesempurnaan ini menjadi bius kelu…
Ku caci dalam ketidak mampuanku…
Sungguh aku kufur dalam lautan nikmatMu…
Satu episode telah berlalu…
Rintih ini menjadi nyanyian tasbih…
Seribu luka tak menggoyahkan rinduku…
Derap-derap kaki terus melangkah…
Bersama asa seindah pelangi
Selalu terucap selamat pagi
Pada burung yang selalu berkicau dan terlelap
Dalam buaian bulan…
Pada manusia-manusia malam…
Agar hati sesemangat mentari pagi…
Sudah cukupkah bekalku untuk berjumpa denganMu…
Ah… Sungguh aku rindu…  

Ketika Akhlak Dipertanyakan

Diposting oleh ufadhilfadhilah di 17.59 0 komentar


            Sadarkah kalian kalau akhlak remaja islam saat ini dipertanyakan? Seperti yang banyak kita lihat saat ini, arus globalisasi semakin banyak membuat remaja mengikuti hal-hal yang di luar syariat. Tata penampilan, tutur kata dan tingkah laku para remaja mulai menyimpang dari perilaku islami.
            Penampilan yang condong mengikuti budaya Barat. Mala kadang dengan niatan yang jelas tidak dibenarkan, yaitu riya’. Tutur kata dalam berbicara yang tidak sopan atau kata-kata  kotor sudah menjadi hal yang biasa kita dengar sehari-hari. Bahkan saat bercengkrama dengan guru atau orang yang lebih tua dari kita, sopan santun sudah jarang diterapkan.
            Selain itu, tingkah laku yang seenaknya dan melenceng jauh dari syar’I sudah sangat banyak kita hadapi saat ini. Drugs dan freesex salah keduanya sangat sobat ketahui bukan? Pabila  hal tersebut akan merugikan diri sendiri dan orang lain, serta merusak masa depan. Hal tersebut juga merupakan pertimbangan sangat kuat yang menjadi dasar kepribadian remaja islam. Adakah sobat sadar akan hal itu?
Mengapa remaja islam kita sangat rapuh untuk terpengaruh dengan hal-hal yang seharusnya tidak patut menjadi tuntunan?.

Artikel

Diposting oleh ufadhilfadhilah di 17.55 0 komentar

7 ciri sok tahu
            “Sok tahu pada dasarnya adalah merasa sudah cukup berpengetahuan” padahal sebenernya kurang tahu. Masalahnya, orang yang sok tahu biasanya tidak menyadarinya. Lantas, bagaimana kita tahu bahwa kita “sok tahu?”. Mari kita mengambil hikmah dari al-qur’an. Disebutkan beberapa ciri “sok tahu” yang bisa kita dapatkan bila kita menggunakan perspektif surat al-alaq.
1.      Enggan Membaca
Ketika Rrosul disuruh malaikat Jibril, “Bacalah!”, Rosulullah menjawab, “Aku tidak bisa membaca”. Lalu malaikat Jibril membacakan lima ayat pertama yang memotivasi beliau untuk optimis. Adapun orang yang sok tahu pesimis akan kemampuannya. Sebelum iberusaha semaksimal mungkin, ia lebih dulu berdalih, “ngapain baca-baca teori, mahamin aja sulitnya minta ampun, yang penting prakteknyakan?”. Padahal, Allah pencipta kita itu Maha Pemurah. Ia mengajarkan keadaan kita apa saja yang belum kita ketahui.
Di sisi lain, ada pula orang islam yang terlalu optimis dengan pengetahuannya, sehingga enggan memperdalam. Katanya “Ngapain baca-baca qur’an lagi?? Toh udah khatam 7 kali. Mending buat kegiatan lain”. Padahal, al-Qur’an adalah sumber dari segala ilmu, sumber ‘cahaya’ yang tiada habis-habisnya menerangi kehidupan dunia. Semisal, “Ngapain belajar agama lagi, toh di bangku SD sudah diajarkan. Tanpa ia sadari ilmu agama adalah ilmu kehidupan dunia sampai akhirat.
2.      Enggan Menulis
Orang yang sok tahu lebih mengandalkan kemampuannya dalam mengingat-ingat dan menghafal ilmu yang telah diperolehnya. Ia enggan mencatat. “Ngrepotin” katanya. Seolah-olah otaknya adalah almari baja yang isinya tak akan hilang. Padahal, sifat lupa merupakan bagian dari ciri manusia.
Di sisi lain, ada pula orang yang kurang mampu menghafal dan mengingat-ingat pengetahuan yang ia peroleh. Ia merasa bodoh untuk menulis, “susah” yang ia katakan. Jangan-jangan dia bilang seperti itu karena kemalasanya yang di jadikan alasan.
3.      Membanggakan Keluasan Pengetahuan
Orang yang sok tahu membanggakan kepintarannya dengan memamerkan betapa ia banyak membaca, berceramah dan sebagainya. Tanpa ia sadari bahwa pengetahuan yang ia dapatkan itu semua berasal dari Allah SWT. Tapi ia malah mengira prestasi yang ia peroleh berkat keja kerasnya saja. Padahal, terwujudnya pengetahuan itupun semuanya atas kehendak-Nya.


4.      Merendahkan Orang Lain Yang Tidak Sepaham
Orang yang sok tahu cenderung menganggap kesalahan kecil sebagai dosa besar dan menjadikan dosa itu sebagai kesesatan juga kekafiran, dan dengan gampang ia menuduh itu bid’ah. Bahkan, sampai-sampai ia melarang orang-orang lain melaukan amal yang caranya lain, walau mereka mampunyai dalil tersendiri. Ia menggangap dirinya sebagai “yang maha tahu”, tarlalu yakin bahwa pendapatnya sebagai satu-satunya yang benar, sedangkan pandangan lain dikatakan salah. Padahal, Allah SWT berfirman; “Janganlah kamu menganggap diri kamu suci, Dia lebih tahu siapa yang memelihara diri dari kejahatan”. (an-Najm-53)
5.      Menutup Teling dan Membuang Muka Bila Mendengar Pendapat Lain
Orang yang sok tahu tidak pernah membari peluang untuk berdiskusi dengan orang lain. Kalau toh ia memasuki forum diskusi di suatu situs, misalnya, ia melakukannya bukan untuk mempertimbangkan pendapat yang berbeda dengan pandangannya yang selama ini ia anut, melainkan untuk mengumandangkan pendapatnya sendiri. Ia hanya melihat selayang pandang gagasan orang lain, lalu menyerang mereka bila berlainan dengannya. Ia tidak mau tahu begaimana mereka berhujjah (berargumentasi).
6.      Suka Menyatakan Pendapat Tanpa Dasar Yang Kuat
Orang yang sok tahu gemar menyampaikan pendapatnya dengan mengatas namakan islam tanpa memeriksa kuat lemahnya dasar-dasar tersebut. Ia lebih suka mengatakan “Menurut islam begini… islam sudah jelas melarang begitu…” dan sebagainya. Padahal yang ia ucapkan melainkan “Menurut saya begini… saya melarang keras engkau begitu”… ia hanya mengemukakan opini pribadinya belaka tanpa disertai dalil yang kuat, baik dalil naqli ataupun alqi.
7.      Gemar Berdebat Kusir
Jika pendapatnya di kritik orang lain, orang yang sok tahu itu berusaha keras mempertahankan pandangannya dan balas menyerang balik kritikanya. Ia enggan mencari celah-celah mencari kelemahan di dalam pendapatnya sendiri ataupun sisi kelebihan lawan diskusinya. Sebaliknya, ia tekun mencari-cari kekurangan lawan pendapatnya. Dengan kata lain, setiap berdiskusi ia bertujuan memenangkan perdebatan bukan mencari kebenaran. 

Nurul Furqon, Harap dan damba

Diposting oleh ufadhilfadhilah di 17.26 0 komentar
Nurul Furqon,..
Masihkah becak-becak berderet
Seiring desiran angin yang bertiup
Menyambut langkah gamang para santri 
Menuju gerbangmu
Nurul Furqon,..
Ku coba melangkahkan kaki 
Walau langkah terus terasa berat
Namun, ku coba tuk gapai tujuan
Menggapai cita-cita meski abstrak
Pesantren tempat yang aku tuju
Disinilah ku labuhkan semua harapan 
Hanya, tuk menjadi hafizh qur'an
Nurul Furqon,..
Para santrinya senantiasa melaksanakan sholat berjama'ah
Tuk memburu derajat dan ganjaran 27 rakaat
Setia bersahayalul layalil
Serta menghafal kalam suci diberbagai tepi
Wahai aba Husaini,..
Kau datang bawa lentera penerang
Saat ku dalam kebimbangan
kau datang tunjukkan jalan
Tuk dapatkan mutiara ilmu nan gemilang
Darimu ku selami
lautan hikamah yang tiada bertepi
bersamamu lembaran-lembaran mushaf 
Menjadi teman sehari-hari
Wahai aba Husaini,..
Walaupun hujan menghiasi langit
Angin berhembus membuat debu 
Mengotori baju putihmu
Namun, engkau tetap teguh berjuang membimbingku
Duhai umy Wardah,..
Kasih sayangmu yang begitu lembut 
Membimbingku menjadi wanita sholihah
Oh Nurul furqon,..
Teruslah berdiri menentang derasnya perubahan zaman
Teruslah kibarkan panji 
Demi kejayaan islam dimuka bumi
Jangan pernah menyerah
Meski seribu badai merintangi 
Jangan pernah berhenti
Biarpun tajam lidah para pencaci
Yaa Alloh, ya Robby,..
Curahkanlah kasih sayang-Mu pada guru serta orang tuaku
lindungilah mereka dibawah arsy kebesaranMu
didunia serta diakhirat,.
Aamiin, yaa Robbal 'alamiin,.

Tugas

Diposting oleh ufadhilfadhilah di 17.25 0 komentar

Kamis Yang Tak Lekang Oleh Waktu.
Meski hembusan angin yang menerpa, dinginnya malam yang merasuk sampai buhul-buhul , semangat santri tak pernah terkalahkan olehnya. Pagi ini, para santri memulai beraktifitas seperti biasanya, kala itu jam dinding masih menujukkan pukul 03.15, ku dengar gemericik air mengalir dari kamar mandi yang tak jauh dari pelataran kamar santri. Suara merdu ayat-ayat yang dilafalkan begitu enak didengar, tak kalah dengan suara piring sendok di dapur  yang bergentingan karena tangan-tangan santri yang melangsungkan sahur tuk melaksanakan sunnah Rosul. Tak lama, suara adzan mulai berasahutan. Para santripun bergegas shalat berjama’ah di aula.
Ayat-ayat kalamullah selalu membasahi bibir para santri, tepat pukul 05.10 antrian setoran mulai memanjang bertepatan dengan hadirnya penashih yang biasa di panggil “Aba” yaitu pengasuh Pondok Pesantren Tahfizhul Qur’an Nurul Furqon. Kegiatan itupun berlangsung sampai jam 06.15. Usai kegiatan pagi, satu persatu dari santri mulai meninggalkan aula tuk melanjutkan aktifitasnya masing-masing.
Ku hirup udara segar pagi sembari kulangkahkan kaki menuju angkot yang selalu setia mengantarkanku sampai gedung yang menjulang tinggi. Di UIN Maliki Malang inilah ku labuhkan semua harapan.